BAB 3 Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

TUGAS IBD RANGKUMAN

    ILMU BUDAYA DASAR

BAB 3
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN 


A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN 

Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humani­ties, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebaginya.  Ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya. 

Seni termasuk sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama. Dibanding dengan cabang the humanities yang lain, seperti misalnya ilmu bahasa, seni memegang peranan yang penting. karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif, sehingga lebih mudah berkomunikasi.

Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua penyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi. 

Cabang-cabang seni yang lain pada hakekatnya juga abstrak. Gerak-gerik dalam seni tari, misalnya, masih perlu dijabarkan, Meskipun bunyi-bunyi dalam seni musik lebih cepat dinikmati, bunyi-bunyi itu sendiri masih memerlukan penafsiran. Sebaliknya sastra adalah penafsiran itu sendiri. Meskipun didalam penafsiran itu sastra masih dapat ditafsirkan lagi. 
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dari pengamatan orang lain. 

Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajati satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik. 


B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA 
Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai perneran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai unnik roman, atau novel, atau cerita pendek. Dalam kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru. 

A. Prosa lama meliputi 
1. dongeng-dongeng 
2. hikayat 
3. sejarah 
4. epos 
5. cerita pelipur lara 

B. prosa baru meliputi 
1. cerita pendek 
2. roman,lnovel 
3. biografi 
4. kisah 
5. otobiografi 

C. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI 
Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain : 
I. Prosa fiksi memberikan kesenangan 

Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya.
2. Prosa fiksi memberikan informasi 

Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali. 

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural 

Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. 

Novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan tak ada ujung, misalnya menggambarkan suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara fisiko Dan oleh karena mahasiswa tidak lagi mengalami secara fisik itulah, jiwa kepahlawanan perlu disentuhkan lewat hasil-hasil sastra. 

4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan 

Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman­ pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri. 
 Pembaca dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status sosial tinggi, tetapi temyata mendatangi perempuan simpanannya walaupun dengan alasan-alasan psikologis, seperti dikisahkan novel belenggu, adalah contoh kemungkinan yang tidak mungkin. tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas perspektifnya tentang kehidupan manusia. 

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua; Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya. 

Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indoensia di jaman Jepang yang dikelompokkan kedalam kelompok ini. 

Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung. 

Kedua macam karya sastra itu selalu rnenyampaikan masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai temperamen, pendirian, dan kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi baik didalam diri tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan tokoh lainnya. 

llmu Budaya Dasar menitik beratkan pada manusia dengan segala persoalannya. Manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia dan penderitaan, manusia dan keadilan, manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab serta pengabdian, manusia dan kegelisahan, manusia dan harapan. 

Dalam dongeng terdapat bentuk epos yang berarti cerita kepahlawanan atau wira carita. Kita kenal Mahabarata dan Ramayana. Mahabarata menceritakan kepahlawanan orang-orang pandawa yang dengan gagah berani mempertahankan kebenaran karena rasa tanggung jawab terhadap negara. Tokoh Bima, Arjuna, Gatotkaca didalam cerita itu selalu mempunyai rasa tanggung jawab pada bangsa dan negaranya. 

D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI 

Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran IImu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam IImu Budaya Dasar. Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/ unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/ estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. 

Kepuitisan,keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkanoleh kreativitaspenyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan : 

1. Figura bahasa ( figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori,dsb sehingga puisi menjadi segar,hidup,menarikdan memberi kejelasan gambaran angan. 

2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir. 

3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau. 

4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu. 

5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati 

Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada kita suasana-suasana dan peristiwa-peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam kaitan kehidupannya dengan alam
dan Tuhan. Ia merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair ternadap kehidupan manusia, ternadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui bahasa yang artistik. 

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IImu Budaya Dasar adalah sebagai berikut : 

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. 
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "pengalaman perwakilan", Ini berarti bahwa manusia senantia saling memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dan sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas.Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat. 
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut "imaginative entry", yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya. 

2. Puisi dan keinsyafan dan kesadaran individual. 
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang. 

3. Puisi dan keinsyafan sosial 
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa ; 

-penderitaan atas ketidak adilan peIjuangan untuk kekuasaan konflik dengan sesamanya 

-pemberontakan terbadap hukum Tuhan 

Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih ( yang terpaut didalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan ). 

Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari jemari mereka yang bergetar. Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan, dll) 

"Padamu jua" misalnya mengungkapkan pandangan hidup ketuhanan dan ratapan hati Amir Harnzah yang hancur luluh karena tali cintanya yang telah begitu mesra dengan seorang gadis jawa direngut dan diputuskan oleh ayahnya, yang akan menjodohkan puteranya dengan gadis pili han ayahnya yang masih terbilang kemenakannya sendiri. 

Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam alam metafisis, suatu impian yang berkepribadian sehingga sukar dihayati isinya. Walaupun demikian bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan dapat membantu pembaca dalam menafsirkan maknanya. 


MARl KITA PERHATlKAN KUTIPAN-KUTIPAN PROSA DAN PUISI DI BAWAH INI 

Menembus waktu 

Rasanya aku pergi masih sore. Tadinya sudah kurencanakan siang hari tapi ada-ada saja halangannya, pukullima bam aku pulang ke rumah. Tapi tak mengapa, kata ternan-ternan kalau mau berobat lebih baik agak lambat karena kalau sore-sore banyak pasien sehingga kita hams lama sekali menunggu. 

Sambil menunggu waktu sholat mahgrib, sebelum berangkat ke rumah sakit aku membaca dulu sambil tiduran. Dan aku ketiduran entah berapa lama. Tanpa melihat dulu jam ketika bangun, aku langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter yang kata ternan-ternan hari ini buka praktek di rumah sakit perkebunan. 

Aku menolak tawaran Haris yang bersedia mengantar aku, ah ... terlalu banyak kebaikan yang diberikannya kepadaku. Entah dengan apa aku harus membalasnya. Aku belum mengerti akan sikap orang yang satu ini, padahal tiga tahun yang lalu aku pemah menyakiti hatinya, menolak cintanya yang tulus. Dan aku memilih satu diantara saingannya. 

Tetapi walaupun begitu Haris tidak pemah merasa sakit hati malahan ketika aku hendak melangsungkan pemikahan dengan Farid ia mau membantu segala macam persiapan. Ketika acara pemikahan itu tidak bisa dilangsungkan karena Farid meninggal tabrakan Haris selalu menghiburku. Bahkan ketika aku sudah tidak tahan lagi tinggal di kotaku, Haris pulalah yang menawarkan jasanya memberi petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung halamanku. Ia mencarikan pekerjaan untukku, dan pindahlah aku bekeIja di kota Sukaresik ini. Walaupun selama ini ia tidak pemah lagi menyinggung soal cintanya yang dulu pemah diutarakannya padaku, namun aku mengerti akan isi hatinya. Dan sayangnya sampai sekarang aku hanya menganggap dia sebagai kakak dan tidak lebih dari itu. 


Aku lupa memakai jam tanganku, sehingga aku tidak tahu pukul berapa saat itu. Aku meluncur dengan motorku menembus kegelapan malam. Udara sangat dingin, tapi aku yakin sekali hari masih sore, barn kira-kira pukul setengah tujuh. Tepat sekali kalau aku datang jam-jam begini, karena kemungkinan pasien sudah tidak begitu banyak. 
Pemah sekali aku lewat di dcpan rumah sakit itu ketika jalan-jalan bersama Haris. Rumah sakit itu tidak begitu besar, tapi kcadaannya masih baik, walaupun bangunannya sudah sangat tua. Sudah mengalami beberapa kali perbaikan rupanya, karena menu rut cerita Haris, rumah sakit itu dibangun sekitar tahun seribu scmbilan ratus. Dan itulah scbabnya bangunan rumah sakit itu kelihatan sang at angker ditambah lagi pohon-pohon besar disekelilingnya. 
Ketika aku lewat seminggu yang lalu rumah sakit itu kelihatan sangat scpi, hanya satu-dua orang yang datang berobat. Tetapi entahlah kalau memang pada hari itu doktemya sedang tidak praktek. Kata ibu sebelah rumahku, dokter rumah sakit itu datang seminggu dua kali. Aku lupa menanyakan siapa nama dokternya. Yang aku tahu, dokter itu praktek pada hari senin dan kaniis. Kebetulan hari itu Kamis malam Jum 'at. 
Jalanan yang kulewati sepi sekali, namun aku tidak mcrasa takut. Kukira rumah sakit juga masih ramai seperti yang diccritakan Bu Ritno, katanya kalau ada praktck pasti pasiennya banyak bahkan sering sampai jauh mal am . 
Aku merasa he ran, mengapa masih sore bcgini, keadaan jalan sunyi sckali. hanya sebelum memasuki kompleks perumahan saja ramai. Disana masih banyak bis-bis malam yang lewat. Dan jalan kecil yang kulalui ini bcgitu. sunyi tidak ada sebuah kendaraanpun perpapasan denganku. 
Agak meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki kompleks perumahan itu, karena di kiri kanan jalan yaitu disela-sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon raksasa menjulang tinggi sehingga bulan penuh yang mcnyinari pohon-pohon membuat bayangan hiram pada rumah-rumah 
Diambil dari Novel "Menernbus waktu" Bab II Oleh : Yati Sadeli 
Bonus majalah kartini no 284 

Prosa ini menggambarkan hubungan : 
1. Manusia dan Harapan. 

pada kalimat "Tapi tak mengapa. kala tcman-tcman kalau mau bcrobat Icbih baik agak Iambat karena kalau sore-sore banyak pasicn schingga kita harus lama sckali menunggu" . 

Terlihat keinginannya agar tidak tcrlalu lama mcnunggu untuk berobat, schingga ia sengaja menemui doktcr pada malam hari. 

2. Manusia dan Cinta Kasih 
Pada aline ke 3. kalimat ke 3. 

"Aku belum mengerti akan sikap orang yang satu ini, padahal tiga tahun yang lalu aku pemah menyakiti hatinya. mcnolak cintanya yang tulus" 
Terlihat begitu besar kasih sayang dan einta Haris yang tulus kepada gadis yang dicintainya, walaupun eintanya ditolak. 

Manusia dan Keadilan 

"Tapi walaupun begitu Haris tidak pemah merasa sakit hati malahan ketika aku hendak melangsungkan pernikahan dengan Farid, ia membantu segala maeam persiapan". 

Disini terlihat keadilan pada sikap Haris. Walaupun cintanya yang tulus ditolak, ia tak pemah merasa sakit hati, bahkan membantu segala maeam persiapan pada pernikahan gadis yang dicintainya. 
Manusia dan Penderitaan 

"Ketika aeara pernikahan itu tidak bisa dilangsungkan karena Farid meninggal tabrakan, Haris selalu menghiburku". 
Disini terlihat penderitaan, karena Farid calon suaminya meninggal dunia. Sehingga acara pernikahan yang telah disiapkan tidak jadi dilangsungkan. 
Manusia dan Tanggung Jawab. 

"Bahkan ketika aku sudah tidak tahan lagi tinggal di kotaku. Haris pula yang menawarkan jasanya memberi petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung halamanku", 

Terlihat tanggung jawab Haris kepada Gadis yang dicintainya. Haris menghibumya dan memberi petunjuk agar ia pindah dari kampung halanm. Haris pulalah yang menearikan pckerjaan untuknya. 
Manusia dan pandangan hidup 

"Dan sayangnya sampai sckarang aku hanya menganggap dia sebagai kakak dan tidak lebih dari itu''. 
Terlihat pandangan hidupnya yang menganggap Haris hanya sebagai kakak. 

Manusia dan Kegelisahan 

"Agak meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki komplkes perumahan itu, karena dikiri kanan jalan yaitu di sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon raksasa menjulang tinggi sehingga..... 


Terlihat kegelisahannya, karena rasa tidak tentram dihati ketika memasuki kompleks perumahan yang sunyi. 


BALADA PENANTIAN 

oleh : Rendra 


Gadis yang dilewati kendaraannya mereda dengan jendela menggantungkan hari muka dan anggur hidupnya 

pada penantian lelaki petualang yang jauh 

pada siapa dulu telah ia serahkan malam kesadaranya yang agung janjinya kembali di tahun baru belurn juga terpenuhi (lelaki itu tidak punya pos dan pangkalan) 

ia menanti depan jendela, dilewati kendaraannya 

kereta mati membawa ibunya, dibelakangnya tiga tahun baru pula tiba 

Usia sendiri meningkat juga di tiap pemunculan bulan muda menanti depan jendela, terurai rambutnya 
kail cinta mernbenam pada rabu, dilarikan ke lubuk yang dalam 

Tiada terlepas juga tetes darahnya dilulur kembali ke dada ia menanti depan jendela, tetes hujan merambat di kaca 

adik-adiknya sudah dulu ke altar. dada dada diganduli bayi dan lelaki lukanya mendindingi dirinya dari tiap pinangan pulang sia-sia 

Ia menanti depan jendela, ketuaan mengintip pada kaca kandungan hatinya mengelukan jumlah kata seperti kesingupan gua 

sebuah rahasia yang hitam, apa kepercayaan apa dendam ditatapnya ujung jalan, kaki langit yang sepi menelan segala senyumnya ia menanti depan jendela, rambutnya mengelabu juga 

dendamnya telah dibalaskan pada tiap lelaki yang inginkan dirinya subuh demi subuh hayal merajai dirinya 

makin bersilang parit-parit di wajah, bulu matanya ia menanti tidak lagi oleh cinta ,ia menanti di bawah jendela. dikubur ditumbuhi bunga bertuba dendamnya yang sudah memaksanya menanti di situ dikubur di bawah jendela 




SURAT DARI IBU 


Asrul Sani 

pergi ke dunia luas anakku sayang pergi ke hidup bebas selama angin masih angin buritan dan matahari pergi menyinari daun daunan dalam rimba dan padang hijau 

pergi ke laut lepas, anakku sayang pergi ke alam bebas
selama hari belum petang dan warna senja belum kernerah-merahan menutup pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar dan elang laut pulang kesarang angin bertiup ke benua tiang-tiang akan kering scndiri

dan mahkota sudah tau pedoman boleh engkau datang padaku kembali pulang anakku sayang kembali kebalik malam jika kapal telah rapat ke tepi kita segera bercerita tentang cinta dan hidupmu pagi hari

Dalam "Balada Penantian" penyair Rendra mengekspresikan penghayatan dan pengalaman batinnya terhadap kemalangan dan penderitaan seorang gadis yang selalu menantikan kedatangan kekasihnya yang tak pernah kunjung datang, meskipun ia begitu kasmaran. Si pacar ternyata tipe lelaki yang tak bertanggung jawab.

Sang gadis tetap menanti dengan setianya walaupun ia terus bergelut dengan kesepian . kerinduan, kesedihan dan dimakan usia. Ibunya tak sempat melihat ia berumah tangga dan bahagia, dan adik-adiknya telah diganduli bayi-bayi. Akhimya sang gadis putus asa dan melampiaskan dendamnya pada setiap lelaki yang mengingini tubuhnya.
Pada diri manusia cinta kasih senantiasa menjiwai kehidupannya : kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, ayah kepada keluarganya, dan juga cinta tanah air atau patriotisme pada pemuda kepada tanah aimya.

, Asrul Sani dengan sajaknya "surat dari ibu" mengungkapkan betapa tulus cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Bukan dengan memanjakannya melainkan dcngan nasehat dan petuah-petuah agar anaknya pergi menuntut ilmu ke negeri seberang, dan mencari penglaman hidup sebanyak-banyaknya. Kalau anaknya telah menjadi orang barulah ia boleh pulang dan si ibu akan membicarakan masa depannya, hidup berumah tangga.

Komentar

Postingan Populer